Rabu, 16 Maret 2011

Batik Jamu "Ta' Gendong Kemana-mana"

Nama adalah Sebuah do’a dan harapan, itu jugalah yang melatar belakangi saya memberi nama desain batik ini dengan nama “Ta’ Gendong kemana-mana”. Islilah Ta’  gendong adalah ungkapan untuk mewakili harapan dari Jamu agar dapat dikenal dimana-mana , bahkan sampai ranah internasional. Dikenal oleh seluruh masyarakat dunia sebagai brand Indonesia.Itu sebabnya dalam desain saya, yang menjadi sentral atau titik pusat adalah Globe yang menggambarkan letak Indonesia sebagai background atau secara langsung menunjukkan bahwa jamu berasal dari Indonesia sedangkan objek yang menonjol adalah “emba jamu gendong” yang dapat menjadi salah satu simbol yang mempertegas desain batik ini. Dalam desain ini, saya membuat 6 cabang dengan gambar yang berbeda. Cabang ini menggambarkan 6 jenis jamu gendong (dari segi bahan baku) yang terkenal yaitu jamu beras kencur, jamu puyang, jamu kunir asam,  jamu pahitan, jamu kunci suruh, jamu uyup-uyup. Sebagai contoh jamu kunir asam, bahannya adalah asam, kunir, temulawak, dll. Alasan mengangkat bahan jamu sebagai motif batik untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa jamu adalah minuman kesehatan yang menggunakan bahan yang “Back to Nature” dan semua bahan-bahan ini adalah khas Indonesia. Secara tidak langsung kita memberitahu kepada dunia bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Pemilihan warna cerah pada batik mengandung harapan bahwa suatu saat nanti jamu akan mendapatkan posisi yang layak dan “kehidupan yang cerah” di dunia internasional. 

Kamis, 10 Maret 2011

Apa arti perjuangan kami?


Kami yang kini terbaring di antara bumi pertiwi
Kami yang kini tinggal tulang diliputi debu
Kami yang kini tinggal goresan pena sejarah
Kami yang kini hanya bisa diam dengan 1000 tanya di dada kami

Wahai…Indonesia…
Lihat dirimu sekarang…
Wahai…Indonesia…
Pandanglah dia…dia…dan mereka…

Sekarang kau bisa tersenyum,karena apa?
Karena tetesan keringat disetiap langkah  kami
Karena darah yang mengalir di setiap denyut jantung kami
Karena nafas yang menghembus di setiap gelora jiwa kami

Tetesan keringat,darah,dan hembusan nafas
Jiwa…Raga…Kami pertaruhkan…kami berikan…
Untuk satu nama…
INDONESIA!Ya…INDONESIA…

Kau tau!Siapa yang bangkit untuk mengangkat senjata
Siapa yang bangkit untuk mengasah pedang
Kami…Kami…!Tulang-tulang rapuh ini
Untuk satu kata…
MERDEKA!Ya…MERDEKA

Indonesia merdeka!Itulah arti perjuangan kami.

Senin, 07 Maret 2011

MASA SENJAKU


 
Di malam yang sepi, tanpa bulan, tanpa bintang.
Kududuk terpaku sendir dan menyendiri.
Di malam yang sepi….tanpa sinau silau air mengalir,
Tanpa angin mengusap menyayang pipi.
Kududuk terpaku sendiri dan menyendiri.
Dibawah gubuk ini aku merasa,
Bumiku punya matahari, tapi tiada yang menyinarinya.
Bumiku punya bulan, tapi tiada mengelilinginya.
Bumiku punya bintang, tapi tiada yang menghiasinya.
Itulah aku…inilah aku…
Yang tinggal kulit dan tulang renta .
Dengan seribu Tanya, mengapa, mengapa, mengapa…?
Yang mengalir bersama darah dan menancap hingga sum-sum tulangku.
Oh…Tuhanku…
Masih bisakah kupetik pintu masa mudaku?
Oh…Tuhanku…
Masih bisakah kulihat taman masa mudaku?
Berilah aku kesempatan untuk belajar a, b,c, ataupun z.
Berilah aku kesempatan untuk belajar 1, 2, 3, ataupun 10.
Berilah aku kesempatan belajar, menambah, mengurang, mengalih, ataupun membagi.
Berilah aku kesempatan untuk belajar,
Ini Budi, Ini Ayah Budi, Ini Ibu Budi, Ataupun ini Pak Budi.
Kini, dimasa senjaku
Kembang kelopak bunga pun enggan terbuka untuk menatapku.
Daunpun enggan berpaling muka padaku.
Kelapa pun enggan melambai bidaiuntuk menghiburku.
Kini, dimasa senjaku…
Aku hanya bisa memegang kitap kecilku.
Tanpa utahu mana a, 1, tambah, ataupun Budi.
Kini, masa senjaku sunyi, kelam, gelap, tanpa secercah cahaya.