Senin, 07 Maret 2011

MASA SENJAKU


 
Di malam yang sepi, tanpa bulan, tanpa bintang.
Kududuk terpaku sendir dan menyendiri.
Di malam yang sepi….tanpa sinau silau air mengalir,
Tanpa angin mengusap menyayang pipi.
Kududuk terpaku sendiri dan menyendiri.
Dibawah gubuk ini aku merasa,
Bumiku punya matahari, tapi tiada yang menyinarinya.
Bumiku punya bulan, tapi tiada mengelilinginya.
Bumiku punya bintang, tapi tiada yang menghiasinya.
Itulah aku…inilah aku…
Yang tinggal kulit dan tulang renta .
Dengan seribu Tanya, mengapa, mengapa, mengapa…?
Yang mengalir bersama darah dan menancap hingga sum-sum tulangku.
Oh…Tuhanku…
Masih bisakah kupetik pintu masa mudaku?
Oh…Tuhanku…
Masih bisakah kulihat taman masa mudaku?
Berilah aku kesempatan untuk belajar a, b,c, ataupun z.
Berilah aku kesempatan untuk belajar 1, 2, 3, ataupun 10.
Berilah aku kesempatan belajar, menambah, mengurang, mengalih, ataupun membagi.
Berilah aku kesempatan untuk belajar,
Ini Budi, Ini Ayah Budi, Ini Ibu Budi, Ataupun ini Pak Budi.
Kini, dimasa senjaku
Kembang kelopak bunga pun enggan terbuka untuk menatapku.
Daunpun enggan berpaling muka padaku.
Kelapa pun enggan melambai bidaiuntuk menghiburku.
Kini, dimasa senjaku…
Aku hanya bisa memegang kitap kecilku.
Tanpa utahu mana a, 1, tambah, ataupun Budi.
Kini, masa senjaku sunyi, kelam, gelap, tanpa secercah cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar